Rabu, 23 Mei 2012

Kadin: Kebanyakan Permen Hambat Ekonomi Nasional

JAKARTA, KOMPAS.com- Dalam rangka efisiensi ekonomi nasional dan memasuki asean economic community (AEC) 2015, pergerakan ekonomi nasional saat ini dinilai masih mengalami kelambatan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti biaya produksi tinggi, biaya logistik tinggi, daya saing lemah, masalah birokrasi yang berbelit, hingga suku bunga yang tinggi.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyayangkan permasalahan-permasalahan tersebut masih menghantui perekonomian nasional. Bahkan hampir 10 tahun terakhir tidak mengalami perubahan yang signifikan.

"Keluhan dunia usaha masih disitu-situ saja dari tahun ke tahun, sepeti penyelesain lambat, sehingga berdampak kepada ekonomi nasional," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur.
Adapun hal baru belakangan ini, tambah Natsir, yang membuat salah satu faktor ekonomi nasional melambat diakibatkan egoisme kementrian dalam menerbitkan berbagai Peraturan Menteri (permen) yang banyak bertentangan dan menyusahkan dunia usaha. "Banyaknya permen yang dikeluarkan pemerintah semakin menambah persoalan baru kelambatan ekonomi nasional."
Para pelaku usaha menyayangkan, berbagai permen yang dikeluarkan oleh permerintah diberlakukan tanpa dibicarakan terlebih dahulu dengan dunia usaha, bahkan Kadin yang memang jelas diatur oleh UU no.1/87 sebagai mitra kerja pemerintah jarang diajak bicara dalam menerbitkan suatu kebijakan.
Terkadang, pemerintah membuat kebijakan sendiri, sehingga pada saat kebijakan tersebut keluar menimbulkan protes dari dunia usaha. "Hal ini perlu mendapat perhatian pada pemerintahan ini yang sisa 3 tahun lagi," kata Natsir.
Kadin berharap Kementrian tidaklah berlebihan menerbitkan permen yang tidak begitu penting, sehingga tidak menambah beban permasalahan baru bagi dunia usaha, apalagi permen yang tidak dibicarakan dahulu dengan dunia usaha.
"Jangan sampai peraturan menteri (permen) lebih cepat atau lebih banyak dibanding dengan pertumbuhan perdagangan dan industri kita saat ini. Nanti kebanyakan permen, ekonomi nasional bisa batuk-batuk," pungkasnya.

Eny Prihtiyani | Marcus Suprihadi | Senin, 21 Mei 2012 | 13:00 WIB

1 komentar:

  1. memang kadang-kadang pejabat pemerintah suka bikin ribet, untuk mengurus ini-itu ga terang2an.. ujung2nya minta fulus...

    BalasHapus